Untuk Siapa ?
Ku laju sepeda motor butut ku menuju ke arah bengkel. Perlahan kusaksikan tangan keriput seorang wanita separuh baya itu menaburi jalan yang rusak dengan bebatuan dan pasir basah agar lubang yang menganga tertutup dan tak menimbulkan genangan air yang hampir setiap harinya selalu ada saja orang yang membuang air ke tengah jalan dan masuk ke dalam lubang tersebut.
Ada kekaguman dalam diri ini terhadap si Ibu yang rela membuat nyaman jalan yang dilalui oleh banyak orang yang belum tentu perduli dengan keadaan jalan yang rusak. Kuberanikan diri menyapa beliau, “maaf Bu, kenapa Ibu rela bermandikan keringat di pagi ini, dan mengerjakan yang seharusnya bukan pekerjaan seorang wanita seperti Ibu ?” dan beliau hanya menjawab sambi l tersenyum “lantas siapa lagi yang peduli sama keadaan jalan disini mas, dan akan lebih berbahaya lagi jika ini tak di tutup ya kan ?” aku pun malu mendengar jawaban si Ibu yang ikhlas dan rela mengerjakannya tanpa dibayar oleh siapa pun.
Sobat, disinilah letak kepedulian kita yang terkadang tak tampak dan seolah bukan tanggung jawab kita melainkan tanggung jawab Instansi terkait saja yang ditunjuk sebagai alasan ” buat apa gue bayar pajak, kalo mereka ga ada kerjaannya ? ” Lantas apa harus seperti itu jika sesuatu terjadi menimpa kita di lubang tersebut ? Dan apakah yang dilakukan seorang Ibu tadi hanya pekerjaan yang sia-sia atau hanya kurang kerjaan ? mari kita renungkan bersama.
-salam-
27 Desember 2009 pada 3:23 am
posting bagus yg bisa menggugah rasa tanggung jawab dan kepedulian nih mas..
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 3:46 am
Kedua dulu kang…
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 3:48 am
Ketiga dulu ah
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 6:52 am
baru sampe met soreeee
geseran eaaa kang dede
🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂
🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂
🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂
🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 😳 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂
🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂
🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂
🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂
🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂
si ibu knapa bisa begitu…
kagum jadinya^^…
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 6:48 am
Betul mas.. sangat menggugah
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 3:49 am
Mulya bener si Ibu,
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 3:52 am
Sukses kang hariez,
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 3:54 am
Andai setiap individu kita berhat seperti si Ibu…
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 7:01 am
ho oh….
met istirahat kangriez..kang dede.. 🙂
nice dream = mimpi indah^^
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 10:49 am
Thanks U Bri…
SukaSuka
31 Desember 2009 pada 2:17 pm
ur welcome kang^^
met tahun baruu 2010
kangrieeeeeeeezzzzzzzz
smile 🙂 dunk…makasiiihhh
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 3:54 am
sebuah kisah yang amat menohok menurut saya, ibu itu berusaha menyelamatkan orang banyak yang memang bukan kewajibannya, lha kemana pula yang seharusnya bertanggung jawab
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 3:58 am
Setuju…
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 3:58 am
bener2 ibu yang berhati mulia
salam hangat selalu
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 4:00 am
Salam hangat juga,
*kt Kang Hariez*
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 3:59 am
😆 😆 😆 😆 😆
RAIHLAH “JATI DIRI MANUSIA”.. untuk
MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 4:00 am
😆 😆 😆 😆 😆
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 4:01 am
kejenuhan dan kesibukan yang memakan waktu akhirnya membuatku jarang bermain.. menyapa sahabat tersayang
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 6:54 am
bri tetep sayang kok^^…
sahabat yang lain joegaaaaaa…
iyakan?
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 1:10 pm
ma kasih BRI chayaaaaaaaaank
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 4:12 am
semuanya berpulang kepada si manusianya. terkadang banyak yang ingin menjadi abdi negara tetapi dia nggak sadar kalau dia sebelum nya juga mengejek kelakuan abdi negara.
terkadang manusia indonesia sangat kompleks tanpa ada yang sadar akan hal itu
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 4:49 am
ia melakukannya tanpa pamrih seorang wanta yang mulia
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 6:57 am
ka julie met soree disiniiiiii^^
semua wanita mulia tanpa kecuali….
salam ibu kartini 🙂
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 3:21 pm
salam juga sobatku briiii
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 6:05 am
…
*merenung dan instropeksi diri ah*
…
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 6:20 am
betul-betul Ibu yang sangat mulia dan soleh.
Trims Kang. Inspiratif dan mengingatkan. Salam 🙂
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 6:24 am
Assalaamu’alaikum
Alhamdulillah, Hariez telah mendapat teladan yang baik dari sang ibu yang berhati mulia itu, lalu berkongsi pula dengan khalaak pembaca. Mudahan Allah memudahkan urusan ibu tersebut kerana telah memudahkan hidup manusia lain di sekelilingnya.
Salam mesra selalu.
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 7:57 am
Banyak sekali ibu-ibu yang seperti ini. Sungguh membuka mata hati kita semua.
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 8:32 am
Yang kuning ga kebaca dihandpone..
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 9:09 am
wah salut buat ibu…
lilin yang bercahaya saat gelalp bgt…
kita yang muda-muda harus belajar dari ibu itu
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 9:42 am
Patut diteladani. Berbuat yang berangkat dari hati yang tulus. Pihak terkait sepatutnya malu. 😦
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 10:24 am
Kehebatan seorang ibu tidak hanya di rumah – mengurus anak, mengurus suami, mengurus rumah tangga, dan lainnya….
Di sisi lain banyak ibu-ibu yang lebih peduli terhadap lingkungan, terutama lingkungan sosial, mungkin karena dalam diri seorang ibu terdapat rasa kasih sayang dan kelembutan…..
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 10:37 am
iya mas, bnr banget… org2 yg punya tingkat pedeulian tinggi sprti itu emang patut diacungi jempol.. kmrn waktu lampu merah pada mati di perempatan besar, semua kendaraan pd g mau ngalah.. eh tiba2 seorang anak muda uturn dr motornya dan langsung bertindak sebagai polisi lalu lintas amatiran di tengah2 kendaraan, dia membuat lalu lintas kembali berjalan normal, padhl mathari lg terik2nya.. 😀 salut aQ.. sekaligus malu sebab drtd g bs berbuat banyak untuk membuat keadaan mnjd lbh baik..
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 10:51 am
Kunjungan malam Kang hariez…
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 10:52 am
Sukses!
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 11:11 am
cerita yang penu makna..
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 12:33 pm
hmm, singkat n bermakna…..:)
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 1:57 pm
Wah saya salut sama Ibu itu Kang…. patut kita contoh….
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 2:26 pm
apa yang dilakukan ibu itu termasuk aktivitas beribadah yang pahalanya akan terus mengalir, mas. pak ustaz di kampoung saya dulu pernah bilang begitu.
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 7:53 pm
Mulia sekali Ibu itu.., patut dicontoh untuk semua.
SukaSuka
27 Desember 2009 pada 9:01 pm
mari gotong royong, kita bubarkan instansi terkait itu, buang-buang duit kita saja 😆
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 1:39 pm
Om, ko blog mu tak bisa ku akses tampilan cuma tampil home blank aja, kenapa ya ? 🙄
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 3:25 am
Iya mas. Banyak keadilan yang belom merata di negeri ini. Kita mulai dari diri kita masing2 aja 🙂
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 4:16 am
kalo di sekitar saya, jalan berlubang jd mata pencaharian. sengaja berdiri di situ para pemuda sambil mengacungkan kaleng roti bekas kepada setiap pengendara yg lewat
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 4:43 am
oh si ibu yang sangat baik…
andai aku bisa seperti si ibu…
yang peduli untuk semua orang
tanpa pamrih…
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 2:18 pm
sob ga bisa akses ke blog ente, kenapa tuh ? 🙄
SukaSuka
30 Desember 2009 pada 9:40 pm
ohhiya sob.. kemaren lagi disuspen karena gw lupa bayar domain hahahaa
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 5:29 am
ternyata hariez blognya berat… 😀
tp aku setuju ama renungannya. knp kita selalu harus menunggu org lain untuk bergerak melakukan sesuatu? knp kita ga mulai dr diri kita aja, walaupun sbnernya itu bukan kewajiban kita 🙂
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 7:12 am
Duitnya buat beli kopi, nemenin catur tau…Hehehehhehe
Pa kabar brow, lama gak ol uy 😀 Makin mantabs ajah
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 8:18 am
Benar2 saluut sama ibu itu.
yang paling mengagumkan adl iklasnya.
dia melakukan pekerjaan yg berhadapan dengan orang yg mungkin menilai kurang kerjaan, saluut.
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 1:12 pm
😆 😆 😆 😆 😆
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fuuullllllllllllllllllllllllllllllll
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 2:57 pm
mulia sekali mas seorang ibu itu…
btw blognya ujan salju neh hehehhe
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 3:16 pm
bagus-bagus bos,,,,,sambil makan sambil baca nie……!!!!my blog Ponsel and Laptop
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 8:34 pm
mantepp dah
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 8:53 pm
salam hangat sobat,
nice post. saya suka bacanya
memeng prilaku manusia sekarang sudah banyak yang berubah, gak tau lah kenapa budaya cuex bebek itu mewabah dgn cepat ke generasi muda skrang. kepedulian sosial jg menipis..
semoga dgn tulisanmu bisa mengajak generasi muda utk berfikir positif apa kegunaan dari bermasyarakat…
http://buraqmanari.wordpress.com/2009/12/28/tragis-setelah-ditabrak-korban-dibiarkan-tergeletak/
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 9:28 pm
bahan renungan yang paling mantabs buat diri sendiri,jujur kita sering menemukan hal2 seperti itu tapi karna ke egoisan kita gak melalukan seperti apa yang dilakukan ibu ini..makasih artikelnya ya,…
salam kenal mas hariez 🙂
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 9:44 pm
hmm..
ya, betul betul betul.. 🙂
terimakasih..
salam kenal.. 🙂
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 10:05 pm
Selamat anda mendapat tali asih dari BlogCamp.
Klik ini : http://abdulcholik.com/penghargaan/tali-asih-peserta-tebakan-tebakan
Silahkan kirim nama dan alamat lengkap untuk pengiriman tali asih.
Salam hangat dari Surabaya
SukaSuka
29 Desember 2009 pada 1:24 am
Alhamdulillah..terima kasih Pakde 😀
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 10:29 pm
salam kenal aja…
*agag spechless soalnya 😉
SukaSuka
28 Desember 2009 pada 11:55 pm
semua tanggung jawab kita tapi ingat instansi terkait yang berhubungan dengan pemeliharaan seharusnya “PEKA” bukan “PEKA” diakhir tahun lho
SukaSuka
29 Desember 2009 pada 1:02 am
berkunzuuuuung
SukaSuka
29 Desember 2009 pada 2:10 am
Sama seperti komentarnya GusKar, apa karena kami tetanggaan ya? Di sekitar saya jalan dijadikan alat untuk meminta uang dari pengendara yang lewat. Memang rusak dan mereka menambalnya dengan seadanya sih, tapi… masa jadi lahan pekerjaan?
SukaSuka
29 Desember 2009 pada 2:45 am
ga usah bayar pajak ja klo begitu,…..
toh uangna lari ke perut pejabat smua,…
SukaSuka
29 Desember 2009 pada 10:18 am
klo baca judulnya yang “untuk siapa” bisa juga tuh dikorelasikan ma postingan terkahir gue bang… walaupun ngga nymbung.. hihihihihihi…
SukaSuka
29 Desember 2009 pada 12:15 pm
Kang Hariez nuju OL nya?…. mana atuh postingan enggalna?… enjing mah kaburu sibuk taun baruan… 😀 salah dink kang, enjing nembe kaping tilu puluh…
SukaSuka
29 Desember 2009 pada 12:18 pm
apa nuju ngedit postingan?… sok ku abdi diantosan, sakali sakali hoyong pertamax di blog ieu… 😀
SukaSuka
29 Desember 2009 pada 11:54 pm
wah hati si Ibu memang sangat mulia
SukaSuka
30 Desember 2009 pada 12:30 am
Nice, mas 🙂
SukaSuka
30 Desember 2009 pada 10:12 am
jangan2 ibu2 itu ibunya mas?
SukaSuka
30 Desember 2009 pada 1:16 pm
hahah..andai iya pun saya bangga sob 😀
SukaSuka
30 Desember 2009 pada 7:22 pm
Kujungan pagi kang, sebelum beraktivitas…
SukaSuka
30 Desember 2009 pada 8:34 pm
ayo update lagi sob… hehe
SukaSuka
30 Desember 2009 pada 10:27 pm
Kebengkel jadi jengkel
😛 😛
SukaSuka
30 Desember 2009 pada 10:28 pm
Met Tahun Baru 2010
😀 😀
SukaSuka
30 Desember 2009 pada 11:08 pm
askum
SukaSuka
31 Desember 2009 pada 2:35 am
kunjungan pertama langsung dapat pelajaran ^^
seringkali kita tak bisa menuntut orang lain untuk berbuat baik, diri sendirilah yg memulainya.
SukaSuka
31 Desember 2009 pada 6:28 am
MeT Tahun baru Bang Hariez…
SukaSuka
31 Desember 2009 pada 12:27 pm
Selamat Tahun Baru 2010
Salam Hangat Selalu
AbulaMedia.com
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 12:48 am
salam..
pertama kali ni maen kesini. mudah2an berkenan.. 🙂
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 1:36 am
happy new year bie….. 😀
semoga semua harapan yang belum tercapai bisa di penuhi di tahun ini…amien..dan dengan bertambahnya tahun bertambah pula usia…kita bisa melakukan hal yang lebih bermanfaat lagi…amien…
met tahun baru yach…. 😳
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 4:01 am
Met Tahun baru
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 4:31 am
renungan bagi kita dan khususnya buat para pejabat tentang kisah di atas…
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 4:34 am
judul dan kisah mempunyai makna yg sangat mendalam kang…harus ada kesadaran dari pihak yg terkait.
selamat tahun baru, semoga tetap menjadi manusia sederhana,rendah hati, santun dan selalu sukses ya kang…amin
salam, ^_^
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 4:37 am
mulia sekali hati nenek itu…sangat peduli dg keadaan yg seharusnya tidak perlu terjadi.. 😦
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 5:58 am
nah yang begitu harus di contoh,,,
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 9:27 am
Kang Selamat tahun baru yaah… Semoga sukses selalu buat Kang Hariez dan keluarga…
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 11:07 am
A DROP OF INK CAN MOVE A MILLION PEOPLE TO THINK…
Mdh2an dengan tulisan ini mmbuat manusia berfikir akan kesadaran “hdp bersama harus di jaga”
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 3:22 pm
knock knock
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 4:47 pm
nice post mas.
ibu adalah alaikat dan pari yang fakta bagi kita.
selamat tahun baru dan sukses selalu
salam KBM
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 7:44 pm
Kang Hariez, saya mengucapkan selamat tahun baru yah !!! Semoga tahun ini langkah kita akan semakin baik.
Salam hangat selalu 🙂
SukaSuka
1 Januari 2010 pada 10:06 pm
Akur sama komen2 diatas lah..
SukaSuka
2 Januari 2010 pada 8:57 am
Assalamu’alaikum,
Selamat Tahun Baru Kang Hariez, semoga ditahun ini, semakin bertambah ketakwaan kita kepada Allah Swt, dan semoga kita bisa lebih sukses dari tahun sebelumnya. Maaf, saya lama absen ngeblog, jadi baru sempat balas kunjungan sekarang. (Dewi Yana)
SukaSuka
3 Januari 2010 pada 12:40 pm
ibu itu sungguh mulia hatinya, persis seperti anjuran nabi, kalau membuang duri di jalan saja adalah perbuatan mulia, tentu sama dengan apa yang dilakukan si ibu, agar orang tidak celaka karenanya
SukaSuka
3 Januari 2010 pada 4:46 pm
Seorang ibu dengan rambut tergerai hingga tumitnya, kemudian dikepalanya jatuh dua daun basah mengikuti rambutnya yang tergerai hingga tumit, lalu berakhir di tanah daun itu kering.
SukaSuka
5 Januari 2010 pada 2:41 am
[…] Kang Hariez […]
SukaSuka
4 Februari 2010 pada 3:23 am
hiks,hiks,hiks sedih baget sih ceritanya.tapi itulah hidup dengan sadar atau tidak memang harus tetap tersadar……….
SukaSuka
6 Februari 2010 pada 10:47 am
artikel yang bisa membuat saya merenung mas
SukaSuka
10 Februari 2010 pada 1:12 am
Iya, semua orang yang lebih tua dari kita, pantas untuk dihormati,,,,
tak memandang entah tiu siapa dan bagaimana orang tua itu.
SukaSuka
19 Februari 2010 pada 10:31 am
I like this 🙂
SukaSuka
7 Juni 2010 pada 11:57 pm
kita harus menghormti yang lebih tua dari kita,,siapa pun dia dan dari kalangan apa pun,,
SukaSuka
30 Juni 2010 pada 11:21 pm
apa yang dilakukan ibu itu termasuk aktivitas beribadah yang pahalanya akan terus mengalir, mas. pak ustaz di kampoung saya dulu pernah bilang begitu……….
SukaSuka
25 April 2011 pada 10:58 pm
seorang ibu itu berusaha menyelamatkan orang banyak yang memang bukan kewajibannya, lha kemana pula yang seharusnya bertanggung jawab,,,, sangat salut saya sama ibu tersebut,,,, semoga ada ikmah dari semua ini.,, salam,,,,,,
SukaSuka