Celoteh Tak Berjudul

Memaruh waktu meniti mimpi, dalam lamunan terhadir kisah sendu perjalanan sang pemimpi. Sehati tak sejiwa, senasib tak sepenanggungan. Isyarat waktu yang kian melontarkan  pertanyaan “sampai mana kau berjalan ?” .

Seberapa banyak mimpi – mimpi yang mengaburkan akal sehat para penikmat alur cerita kehidupan ?

Seberapa besar keingannya memiliki mimpi yang jauh di akal ?

Tak banyak yang bisa diperbuat, tatkala harus jatuh ke dasar yang terdalam.

Tak banyak sisa – sisa kemahsyuran yang pernah singgah dalam keagungan kedigjayaan. Hampa dalam meliukkan roda – roda nasib saat tak lagi di atas awan. Dan ini semua tinggal cerita dalam kisah yang masih terus berlanjut untuk yang bertahan seiring waktu yang tak berujung dan tak berusai, sampai akhir nya terhenti oleh Sang Agung pemberi kehidupan.

-Salam Hangat-

Jakarta 11 Agustus 2011

8 Tanggapan to “Celoteh Tak Berjudul”

  1. Salam hangat juga. 🙂

    Suka

  2. keren riez
    puisi yang mengingatkan akan waktu yang tak boleh disiasiakan

    Suka

  3. Beuuh kereen..
    Kata2nya keren abis 😀

    Suka

  4. Kang ries ternyata juga seorang pujangga… 🙂

    Suka

  5. (rock)

    Suka

  6. wah lagi galau ni si bro. Urang maen empires yu 🙂

    Suka

  7. Puisi ini bikin hati aku meleleh kayak es krem, kata-katanya bagus dan puitis banget..

    Suka

  8. Hanya karena kamu telah dapatkan cintanya tak berarti kamu berhenti melakukan hal yg kamu lakukan ketika berusaha dapatkannya

    Suka

Tinggalkan komentar