Jakarta
Apa yang terlintas dalam benak Anda ketika mendengar nama Jakarta ? Banyak bukan dari tempat rekreasi, perkantoran dan yang paling utama adalah Jakarta adalah Ibukota daripada negeri ini ya Indonesia. Jakarta bukan hanya sebagai Ibukota tetapi juga tempat banyak orang menggantungkan hidup mencari nafkah di Jakarta bukan hanya dari penduduk Jakarta sendiri, akan tetapi banyak pendatang yang mencoba mengadukan nasib mereka di Ibukota bahkan pernah ada kata kiasan, bahwa “Jakarta Lebih Kejam Dari Ibu Tiri” lho kenapa bisa ada unjgkapan seperti itu ? apa alasannya ? Menurut saya pribadi, banyak alasan mengapa Jakarta bisa mendapat kiasan demikian, mari kita tengok banyak nya usaha yang terhampar di kota Jakarta dengan beragam aneka persaingan ada bukan ?
Bicara mengenai persaingan di Jakarta, teringat Bis kota. Lho kenapa bis kota ? coba tengok keberadaan bis kota di Jakarta, sudah tak seramai dulu sebelum hadir TransJakarta atau lebih dikenal dengan Busway. Konon kehadiran Busway ini ingin mengurangi dampak kemacetan di kota Jakarta khususnya di jalan Protokol yang sering dilalui banyak kendaraan umum dan pribadi, dan targetnya adalah pengguna kendaraan pribadi dan umum agar mau menggunakan transportasi ini, guna mengefisienkan waktu dijalan. Lantas apakah kemacetan di Jakarta sudah teratasi ? Jawabannya jelas belum ada hasil yang signifikan untuk langkah dari upaya pihak berwenang untuk menanggulangi kemacetan di Jakarta. Apakah usaha ini sia-sia atau memang ada unsur lain dibalik ‘kurang berhasilnya’ upaya pemberadaan Busway tersebut ? Sedikit analisa dan pendapat dari ‘kacamata’ saya yang akhir-akhir ini lebih sering bekerja diluar ruangan atau hampir berada dijalan raya setiap waktu. Upaya pemberadaan busway ini sebetulnya memiliki tujuan yang sangat menarik dimana ingin mengurangi dampak kemacetan di Jakarta khusus nya di jalur-jalur Protokol yang menjadi ‘urat nadi’ Jalan Ibukota. Namun upaya ini kurang berhasil dikarenakan masih kurang nya kesadaran dari semua pihak untuk merealisasikannya dan malah makin memperburuk keadaan Jakarta yang kian ‘wawut-wawutan’.
Apakah harus di beri contoh dahulu dari penggagas nya ? dan diikuti oleh semua pihak berwenang ? dan yang menjadi pertanyaannya adalah, Mungkin kah mereka mau melakukannya demi Jakarta ? Mari kita saksikan apa seperti apa reaksi masyarakat kota Jakarta dengan keadaan kota kebanggaannya yang sudah tak karuan jalan-jalan nya.
-Salam Hangat-
Gambar diambil dari sini
29 Januari 2011 pada 6:31 am
(Maaf) izin mengamankan PERTAMAX dulu. Boleh, kan?!
Yang pasti saya mau bikin postingan tentang nama kelurahan-kelurahan di Jakarta tapi kok gak kelar-kelar juga.
SukaSuka
29 Januari 2011 pada 6:34 am
hahaha…monggo Om diamankan
hehehe..saya aja bingung jakarta punya berapa kelurahan ya kok panjang bener daftar nya ๐
SukaSuka
29 Januari 2011 pada 9:38 am
kalo kecamatannya yang ada dijakarta belum tau tuh
SukaSuka
29 Januari 2011 pada 3:05 pm
Jakarta itu padat penduduk, itu saja, saya sih rasanya ndak perlu ke sana, bikin tambah padat saja :D.
SukaSuka
30 Januari 2011 pada 12:11 am
hahaha….benar Pak, sangat padat ๐
SukaSuka
31 Januari 2011 pada 3:29 am
kalo di Jakarta ada angkot terbang kek gitu seru kali yah? tp landasannya dmna??
dmna2 banjir
SukaSuka
31 Januari 2011 pada 4:30 am
Selain bus trans yg bertambah, seharunys bus-bus lama juga dipensiunkan saja, penyegaran…
SukaSuka
31 Januari 2011 pada 9:05 pm
kalo ada kerjaan kantor di Jakarta, abis dari sana pasti langsung istirahat total tal tal, selain pegel, juga menenangkan diri yg emosi liat kemacetannya, haha..
Sy jadi mikir betapa sabarnya orang2 yg hidup di sana ๐
SukaSuka
4 Februari 2011 pada 9:38 pm
Huahahaha, saya suka banget ama gambarnya…
SukaSuka